Sesungguhnya penolong yang paling besar setelah penunjuk Allah Swt, agar dapat tekun dan kontinu melakukan kesungguhan berbuat baik, adalah membuat program jadwal harian.
Kita adalah umat yang aktif bekerja, tidak mengenal kemalasan, bekerja dengan penuh disiplin tanpa sikap asal-asalan. Maka perlu jadwal harian agar mampu bekerja berdasarkan perencanaan yang matang dan teliti, tidak ada tempat untuk melakukan sesuatu yang sia-sia dalam kehidupan ini.
Terdapat 5 waktu shalat yang bisa benar-benar terisi waktu dan aturannya. Setiap shalat memiliki waktu yang telah ditetapkan, hingga seandainya shalat lakukan sebelum waktunya maka shalat itu batal. Apabila dilakukan setelah habis waktunya tanpa uzur maka batal pula.
BACA JUGA : BERHATI-HATILAH FAUDHIYYAH TERHADAP 4 HAL INI
Di antara hal yang perlu bantu seorang muslim untuk bekerja adalah membuat jadwal harian untuk mengatur hidupnya, kecuali jika ada suatu kondisi darurat dan mendadak yang harus menyalahi jadwal yang telah ditetapkan. Maka saat itu Allah Swt tidak akan memberikan seseorang kecuali sebatas kemampuannya.
Jadwal harian ini boleh jadi cocok bagi orang-orang tertentu dan tidak sesuai bagi orang lain. Sebab jadwal harian ini merupakan pemikiran yang bersumber dari pengalaman Husein Muhammad Syamir, penulis buku 31 Sebab Lemah Iman.
Alangkah baiknya jika seorang muslim mengatur waktunya serta memiliki jadwal harian berdasarkan shalat lima waktu, sebagaimana berikut ini:
Jadwal Harian: Pertama, Setelah Shalat Subuh
Salah seorang muslim melaksanakan shalat subuh berjamaah maka hendaknya ia mengingat bahwa kunci-kunci keberkahan dan Rizki adalah pada saat ini. Maka hendaknya berdoa kepada Allah Swt agar memberinya keberkahan pada waktu dan umurnya. Serta berusaha sedapat mungkin untuk tetap duduk di masjid hingga matahari terbit. Waktu ini ia gunakan untuk melakukan beberapa hal di bawah ini yaitu:
- Membaca dzikir pagi
- Mengapa satu halaman dari Alquran, jika tidak bisa hendaknya menghafal 5 ayat saja setiap hari. Segala sesuatu yang sedikit tetapi berlanjut adalah lebih baik daripada banyak namun terputus-putus.
- Menghafal dua hadis dari hadis-hadis Al arba’in An-Nawawiyah atau hadis-hadis yang ada dalam Kitab bulughul maram atau kitab Umdad Al-Ahkam, kalau shalat dua rakaat selamat hari terbit kemudian pergi ke tempat kerja atau sekolah
Jadwal Harian: Kedua, Setelah shalat zuhur
Makan siang, lalu tidur siang khususnya bagi para pekerja karena hal itu akan membantu dalam memperbaharui semangat kerja dan daya serap. Selain hari libur maka hendaknya ia menyibukkan dirinya untuk membaca buku-buku ringan yang tidak membutuhkan pikiran.
Jadwal Harian: Ketiga, Setelah Sholat Ashar
1. Membaca dzikir sore hari dan inilah waktu yang disyariatkan, Allah Swt berfirman,
فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ ٱلْغُرُوبِ
Artinya, “Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” (Qs Qaf: 39)
2. Hendaknya seorang muslim selalu membiasakan dirinya untuk disiplin dan berlomba dalam kebaikan
3. Membaca keterangan 2 hadis yang telah ia hafal pada pagi hari.
4. Masih ada waktu untuk membaca buku-buku fiqih dan hadits.
Jadwal Harian: Keempat, Setelah Shalat Magrib
Mengulang kembali hafal-hafalan yang telah dihafal pagi hari, sebab waktu ini adalah waktu yang tepat untuk mengulang hafalan dan pelajaran
BACA JUGA : ADAB-ADAB BERDOA AGAR DIKABULKAN HAJATNYA
Jadwal Harian: Kelima, Setelah shalat isya
Jika tidak memiliki kegiatan lain yang bermanfaat maka hendaknya berkumpul bersama keluarga di rumah sambil baca buku-buku ringan, kemudian tidur dan hindari tidur larut malam karena sesungguhnya hal itu adalah musuh bagimu kecuali dalam melakukan ketaatan kepada Allah Swt.
Jadwal ini merupakan berdasarkan pengalaman sehingga setiap orang bisa menambahkannya ataupun menguranginya. Jadwal ini bisa cocok untuk sebagian orang namun bisa juga tidak cocok. Semoga kita senantiasa dalam mengorbankan kemampuan dan kesungguhan untuk belajar dan menambah pengetahuan serta membuang sikap jenuh dan kejumudan dari kamus kehidupan kita. []