Penulis: Ikhlas Hikmatiar (Pengajar Bahasa Indonesia di Pesantren Mafatih Purwakarta)
Hanya tinggal hitungan hari lagi kita akan kedatangan tamu agung nan mulia bulan suci Ramadhan 1442 H. “Marhaban ya Ramadhan” demikian seruan kaum muslim di seluruh penjuru dunia menyambut haru bulan suci di turunkannya Alquran ini.
Bagaimana mungkin tak bahagia, rindu, dan gembira akan kedatangan bulan Ramadhan? Pasalnya, Ramadhan merupakan bulan suci penuh berkah yang di dalamnya memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang beriman yang menjalankan amalan ibadahnya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Di dalam bulan suci nan mulia ini pintu-pintu langit dibuka, pintu neraka dikunci , dan setan-setan dibelenggu dengan izin serta kuasa Allah subhanahu wa ta’ala. (HR. Bukhari)
“Marhaban Ya Ramadhan” sekali lagi dan untuk kesekian ribu hingga jutaan kalinya kaum muslimin menyambut kedatangan Ramadhan dengan seruan kalimat mulia tersebut. Bukan tanpa alasan dalam penyambutan Ramadhan selalu disematkan kata “marhaban” hingga menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Sementara, dalam bahasa dan kebudayaan Arab sendiri ada kalimat yang umumnya lazim diucapkan untuk menyambut kedatangan seseorang (tamu/kerabat), yakni “ahlan wa sahlan” yang artinya selamat datang.
Sebagaimana dijelaskan oleh Hajriyanto Y. Thohari selaku Duta Besar LBBP RI untuk Lebanon di Beirut, kalimat “ahlan wa sahlan” biasanya diucapkan oleh orang Arab ketika bertemu sahabat, saudara, atau saat menyambut kedatangan tamu. Kata, ‘ahlan’ berasal dari kata “ahl” (أهل) yang artinya keluarga. Ada pun kata, ‘Sahlan’ berasal dari kata “sahala” (سهل) yang artinya mudah, gampang, ringan, atau tidak ada halangan sama sekali.
Bahkan, tokoh senior Muhammadiyah itu mengatakan seperti dilansir dari detikcom, ungkapan ‘Ahlan wa sahlan’ artinya mirip seperti kalimat dalam bahasa Inggris, “May our house be like your family home and like a level plain on which you can walk easily and safely! atau Semoga rumah kami bisa menjadi seperti rumah keluarga Anda sendiri dan menjadi tempat yang membuat Anda mudah, nyaman dan aman! Walhasil, ternyata ungkapan “ahlan wa sahlan” itu bukan sekadar ucapan selamat datang, melainkan memiliki makna yang sangat dalam.
Lantas, jika demikian, mengapa dalam penyambutan bulan suci Ramadhan tidak menggunakan ungkapan “Ahlan wa Aahlan Ya Ramadhan”, tetapi justru yang digunakan adalah “Marhaban Ya Ramadhan”? Jawabannya tak lain karena ungkapan “Marhaban” memiliki makna yang jauh lebih mendalam lagi dari sekadar “ahlan wa sahlan” hingga dikhususkan bagi kedatangan tamu yang mulia nan agung bulan suci Ramadhan.
Merujuk ke KBBI, kata marhaban diartikan sebagai kata seru untuk menyambut atau menghormati kedatangan tamu (yang berarti selamat datang). Selaras dengan arti tersebut, dalam bukunya Lentera Al-Quran, Kisah dan Hikmah Kehidupan (2008: 140), Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa “Marhaban” berasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang. Beliau menambahkan bahwasanya kata ini menggambarkan kalau tamu yang datang itu disambut sekaligus diterima dengan lapang dada dan penuh sukacita kegembiraan.
Alhasil, dapat kita simpulkan bahwa makna ucapan “Marhaban Ya Ramadhan” adalah selamat atas datangnya tamu (bulan Ramadhan) yang disambut dengan penerimaan penuh sukacita, lapang dada, dan kegembiraan. Pasalnya, tamu yang datang ini sangat agung nan mulia dan membawa banyak keberkahan, ampunan, serta keistimewaan bagi umat muslim yang mempersiapkan segalanya untuk beramal di bulan penuh berkah ini.
Sekali lagi, “Marhaban Ya Ramadhan”! Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momentum spesial bagi kaum muslimin untuk bisa meraih banyak pahala dan keutamaan hikmah Ramadhan sekaligus bangkit dari berbagai keterpurukan umat selama ini. []