Ramadan telah berlalu. Kini tibalah bulan Syawal yang diawali dengan hari raya Idul Fitri pada 1 Syawal 1442 H sebagai tanda berakhirnya bulan bertabur berkah bulan Ramadan. Pada bulan ini terdapat beberapa ibadah istimewa yang dapat dilakukan oleh kaum muslim. Salah satunya, yaitu puasa Syawal.
Keutamaan Puasa Syawal
Puasa enam hari pada bulan Syawal pasca-Ramadan pahalanya setara dengan berpuasa wajib selama satu tahun penuh. Pasalnya, para ulama kalangan Mazhab Syafi’i dan Hanbali menjelaskan bahwa satu kebaikan pada bulan Ramadan (puasa) maka pahalanya dihitung sepuluh kali lipatnya. Hal ini dijelaskan sebagaimana dalam hadis berikut ini:
“Dari Tsauban radhiyallahu anhu, beliau berkata, ‘Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Puasa pada bulan Ramadhan itu pahalanya setara dengan puasa satu tahun dan puasa enam hari sesudahnya setara dengan dua bulan’.” (HR. Ad-Darimi 2/21 , dengan sanad yang shahih)
Dalam hadis yang lain, Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka dia seolah-olah berpuasa selama setahun.” (HR. Muslim no. 204)
Hukumnya
Hukum asal puasa Syawal adalah sunah selama tidak memiliki tanggungan puasa wajib, seperti qadha puasa Ramadan ataupun puasa nazar.
Apabila masih mempunyai utang puasa Ramadan karena uzur, seperti sakit, perjalanan jauh, atau lainnya, hukum puasa Syawal statusnya berubah menjadi makruh jika didahulukan.
Meskipun hukumnya tidak wajib, puasa Syawal memiliki banyak keutamaan yang sangat sayang kalau dilewatkan.
Waktu Pelaksanaannya
Idealnya puasa Syawal dilaksanakan enam hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri, yaitu 2-7 Syawal. Hal ini merujuk pada keterangan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain yang dikutip dari laman Nahdlatul Ulama online, NU.or.id, berikut ini.
( و ) الرابع صوم ( ستة من شوال ) لحديث من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر ولقوله أيضا صيام رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام السنة أي كصيامها فرضا وتحصل السنة بصومها متفرقة منفصلة عن يوم العيد لكن تتابعها واتصالها بيوم العيد أفضل وتفوت بفوات شوال ويسن قضاؤها
Artinya, “Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.’ Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh’. Keutamaan sunah puasa Syawal sudah diraih dengan memuasakannya secara terpisah dari hari Idul Fithri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya,”(Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain, Al-Maarif, Bandung, Tanpa Tahun, Halaman 197).
Meski begitu, orang yang berpuasa di luar tanggal tersebut, yakni 2-7 Syawal, walapun tidak berurutan, tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal yang nilainya seperti puasa wajib setahun penuh.
Alhasil, seseorang diperbolehkan menentukan puasa Syawal sekehendak dirinya, misal setiap hari Senin dan Kamis, melewati tanggal 13, 14, 15, dan seterusnya selama masih dalam bulan Syawal. Wallahu a’lam bishawab. []