Dikatakan bahwa jika ilmu bisa diperoleh dengan belajar, sedangkan keberkahan ilmu didapatkan dengan khidmat. Agar pada akhirnya seorang penuntut ilmu bisa berkhidmat, tentu ia harus mengetahui terlebih dahulu adab berkhidmat kepada guru.
Adab berkhidmat kepada guru perlu diterapkan sebab ini menjadi satu bagian yang tak terpisahkan bagi seorang penuntut ilmu, sebagaimana Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mengatakan
ان المحصول من العلم والفتح والنور اعني الكشف للحجب، على قدر الادب مع الشيخ وعلى قدر ما يكون كبر مقداره عندك يكون لك ذالك المقدار عند الله من غير شك
“Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab-hijab batinnya), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu.” (al-Manhaj as-Sawiy : 217)
BACA JUGA : ADAB-ADAB BERDOA AGAR DIKABULKAN HAJATNYA
Oleh karenanya sangat berbahaya bagi seorang penuntut ilmu yang tidak mampu menerapkan adab. Nah, berikut ini 13 poin adab berkhidmat kepada guru yang perlu kita ketahui, dikutip dari kitab Talim wal Muta’alim:
- Jika syaikh menyerahkan sesuatu kepadanya, dia menerimanya dengan tangan kanan. Jika dia memberi syaikh sesuatu, dia memberinya dengan tangan kanan.
- Jika yang dia berikan dalam bentuk kertas yang syaikh baca seperti fatwa, kisah, buku syar’i, dan yang sepertinya, maka dia membukanya kemudian menyerahkannya kepada syaikh, tidak menyerahkannya dalam keadaan tertutup atau terlipat kecuali jika mengetahui bahwa syaikh lebih memilih hal itu.
- Jika dia menerima kertas dari syaikh, maka dia bergegas me- nerimanya dalam keadaan masih terbuka sebelum syaikh menu- tupnya atau merapikannya.
- Jika dia memberi syaikhnya sebuah buku, maka dia memberinya dalam posisi siap untuk dibuka atau dibaca tanpa perlu lagi memutarnya, jika syaikh hendak melihat bagian tertentu, hendaknya ia juga terbuka dan dia menunjukkan bagian tersebut kepadanya.
- Tidak melemparkan sesuatu kepada syaikh, baik kitab, kertas, atau lainnya, tidak mengulurkan tangannya kepada syaikh jika dia jauh, tidak membuat syaikh harus mengulurkan tangannya kepadanya untuk menerima darinya atau memberinya, akan tetapi hendaknya berdiri mendekat kepadanya dan bukan merangkak.
- Jika duduk di depan syaikh demikian, maka tidak mendekat kepadanya dalam jarak yang sangat dekat sehingga dianggap tidak sopan, tidak meletakkan kakinya, tangannya, atau bagian dari tubuhnya atau pakaiannya di atas pakaian syaikh, tempat duduknya, atau sajadahnya, tidak menunjuk kepada syaikh dengan tangannya atau mendekatkannya ke wajahnya atau dadanya atau menyentuh bagian dari tubuhnya.
- Jika memberi syaikh pena untuk menulis, hendaknya mencelupnya ke tinta sebelum memberikannya kepada syaikh.
- Jika letakkan tinta di depan syaikh, unggulan dalam keadaan terbuka dan siap untuk digunakan menulis.
- Jika memberi syaikh pisau, tidak mengarahkan bagiannya yang tajam kepada syaikh dan tidak pula gagangnya sementara tangannya memegang bagian tajamnya, akan tetapi melintang sementara bagian tajamnya mengarah ke dirinya seraya meme gang ujung gagangnya yang dekat pada bagian tajamnya, memposisikan gagangnya pada sisi kanan penerima.
- Jika memberi syaikh sajadah untuk shalat, hendaknya mem bukanya terlebih dulu, termasuk sopan santun adalah membentangkan sajadah pada saat syaikh hendak shalat, apabila dia membentangkannya, dia menekuk bagian belakang ujungnya yang kiri seperti kebiasaan orang-orang sufi, apabila ia dalam keadaan tertekuk, dia mengarahkan ujungnya ke bagian kiri orang yang shalat, jika pada sajadah ada gambar mihrab, hendaknya mengarahkannya ke arah kiblat jika memungkinkan.
- Tidak duduk di atas sajadah di hadapan syaikh, tidak shalat di atasnya jika tempat suci.
- Jika syaikh berdiri, hendaknya mendahului rekan-rekannya dalam mengambil sajadah, dalam memegang tangannya atau lengannya jika syaikh membutuhkan, dan menyiapkan sandalnya jika hal itu tidak memberatkan syaikhnya.
- Tujuan dari semua itu adalah mendekatkan diri kepada Allah dan ke hati syaikh Ada yang berkata, “Empat perkara yang mulia tidak menolak sekalipun dia seorang pemimpin; bangkit dari tempat duduknya karena bapaknya, berkhidmat kepada ulama yang dia pelajari darinya, menanyakan tentang apa yang tidak dia ketahui, dan melayani tamu.”
BACA JUGA: INI 4 ADAB SETELAH MAKAN YANG JARANG DIKETAHUI
Demikianlah adab berkhidmat kepada guru. Semoga kita bisa mendapatkan keberkahan ilmu dengan mengamalkannya. []