Penulis: Zakaria_Nextsantri (Santri Ma’had Mafatih Global)
Buat para remaja-remaja kaum muslimin, Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu berpasangan sebagaimana yang terdapat didalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 13. Sudah sunnatullah setiap ada yang menyukai kita, pasti ada yang membenci, ada yang benar, ada yang salah, ada yang baik, ada yang jahat. Persoalannya adalah tinggal bagaimana kita menyikapinya?
Ketika kita hidup di dunia ini, kita akan selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan, salah satunya adalah ketika kita memilih ke jalan yang benar. Sudah pasti setiap dari kita ingin menjadi orang yang istimewa dan biasanya orang yang istimewa pasti jumlahnya sedikit, mengapa sedikit? Pasalnya, tidak sembarang orang yang bisa mendapatkannya. Siapakah orang yang istimewa itu? Orang yang istimewa itu adalah orang yang mengubah dirinya untuk memilih ke jalan yang benar.
Ketika kita berusaha untuk memilih berubah menjadi orang yang benar, pasti Allah akan menguji ketakwaan kita. Sesungguhnya, Allah itu ingin melihat seberapa besar keyakinan dan usaha kita untuk tetap di jalan yang lurus. Bahkan, biasanya orang yang benar itu akan dijauhi oleh orang lain karena apa? Karena orang yang benar itu adalah orang yang istimewa dan orang istimewa itu jumlahnya sedikit.
Allah SWT biasanya menyebutkan didalam Alquran orang yang Allah istimewakan itu jumlahnya sedikit, seperti di dalam surah Al-Mukminun ayat 78:
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”
Qolilamma tasykurun, Qolilamma tadzakkarun, Qolilamma tafakkarun, selain itu Allah SWT mengujinya dengan memberinya masalah-masalah. Ketika kita mengahadapi suatu masalah besar yakinkanlah pada diri kita, “Sesungguhnya, Allahku Mahabesar dan masalah ini adalah masalah kecil.” Sesungguhnya, masalah adalah cara Allah untuk mendidik kita, Allah berikan masalah agar kita semakin kuat, dan Allah itu akan memberikan apa yang terbaik bagi kita.
Pembaca yang budiman, jika melihat pada zaman Rasulullah SAW, kita bisa mengambil ibrah dari bagaimana perjuangan Nabi SAW. Ketika pada permulaan dakwah Islam, baginda Rasulullah SAW hanya seorang diri dan kemudian beliau mengajak keluarga dan kerabat-kerabat dekat beliau untuk masuk agama Islam. Namun, hanya sedikit sekali orang-orang yang mau menerima dakwah beliau. Bahkan, pernah ada sebuah cerita ketika itu Rasulullah SAW ingin menyebarkan Islam ke keluarga besarnya terlebih dahulu dengan cara mengundang mereka semua untuk makan bersama di rumah Nabi SAW.
Pada saat keluarga besar Nabi sedang makan bersama beliau maka berdirilah beliau di hadapan paman-paman, bibi-bibi, dan semua saudaranya kemudian beliau mengajak mereka semua untuk masuk pada Islam. Akan tetapi, apa yang terjadi? Mereka semua tertawa dan mengolok-olok Nabi Saw. Namun, tiba-tiba ada seorang anak di antara keluarga beliau yang berdiri lalu mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Sontak otomatis ketika itu seluruh keluarganya kaget melihat anak itu dan Nabi SAW terkejut seraya tersentuh hatinya melihat anak tersebut yang ketika itu hanya ia seorang diri yang mau menerima Islam. Anak itu bernama Ali bin Abi Thalib, anak dari pamannya Nabi SAW. Walaupun begitu Nabi SAW tetap yakin pada Allah SWT bahwa Allah pasti akan membantunya dalam menyampaikan Islam kepada orang-orang Mekkah pada saat itu.
Setelah 3 tahun kemudian, Allah SWT memberikan pertolongannya melalui orang-orang Yastrib yang bersedia untuk menolong kaum muslimin sehingga akhirnya Islam mempunyai kekuasaan pertama kali di daerah Yastrib, yang kita kenal sekarang adalah kota Madinah, Dari sinilah awal peradaban Islam dimulai sampai akhirnya dengan izin Allah Islam menyebar sampai keseluruh penjuru dunia yang wilayahnya mencapai 20.000.000 KM melebihi kekuasaan 2 imperium terbesar, yaitu Romawi dan Persia. Islam pun berjaya di bumi ini selama 14 abad lamanya. Itulah kemenangan yang telah Allah berikan kepada umat Islam.
Masya Allah, yang awalnya hanya segilintir orang yang mau menerima Islam dan hingga akhirnya Islam sudah menjadi agama yang dianut oleh ratusan juta orang hampir di seluruh negara termasuk Indonesia, Islam sudah tersebar dimana-mana.
Kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa tersebut bahwa jika kita yakin dalam kebenaran walaupun kita hanya seorang diri, tidak usah takut karena sebenarnya kita tidak sendirian, Allah bersama kita. Memang suatu yang lumrah bahwasanya orang yang berada di dalam kebenara itu sedikit jumlahnya. Namun, mereka itulah orang yang istimewa dan yakinlah pasti akan ada hikmah di balik ini semua yang akan Allah SWT akan berikan kepada hamba-hambanya yang istimewa. []