Menentukan tujuan merupakan hal penting dalam melakukan suatu aktivitas. Suatu amal jika tidak didasari tujuan yang jelas dan benar, niscaya tidak akan mencapai hasil yang baik, bahkan hanya akan menjadi sia-sia. Begitupun halnya dalam konteks pendidikan, menentukan dan memahami tujuan pendidikan sangat penting dan mendasar.
Tujuan pendidikan adalah suatu kondisi yang menjadi target dari proses-proses pendidikan termasuk penyampaian ilmu pengetahuan yang dilakukan. Pada dasarnya, tujuan pendidikan merupakan panduan bagi seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan.
Adapun tujuan pendidikan dalam Islam ialah untuk membentuk manusia yang berkaratker, yakni (1) berkepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan keahlian) yang memadai.
1. Membentuk Kepribadian Islam (Syakhshiyah Islamiyyah)
Bagi seorang muslim, membentuk kepribadian Islam pada hakikatnya merupakan konsekuensi keimanan. Seorang muslim haruslah mampu memegang teguh identitas keislamannya yang tampak pada cara berpikir (aqliyah) dan cara bersikap (nafsiyah) yang senantiasa dilandaskan pada ajaran Islam.
Ada 3 langkah metode pembentukan dan pengembangan kepribadian Islam. Perama, menanamkan akidah Islam dengan metode yang menggugah akal, menggetarkan jiwa, dan menyentuh perasaan. Kedua, mendorong untuk senantiasa menegakkan bangunan cara berpikir dan perilakunya di atas akidah dan syariah Islam yang telah menghujam kuat dalam hatinya. Ketiga, mengembangkan kepribadian dengan cara bersungguh-sungguh mengisi pemikiran dengan tsaqofah Islamiyyah dan mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wata’ala.
2. Menguasai Tsaqofah Islam
Pada dasarnya, Islam mendorong setiap muslim untuk menjadi seorang manusia yang berilmu dengan mewajibkan menuntut ilmu. Karena itu, tujuan pendidikan yang kedua ini sebenarnya merupakan konsekuensi lanjutan dari keislaman seorang muslim.
Imam Ghazali dalm Ihya Ulumuddin, Bab Ilmu, membagi ilmu menjadi dua kategori berdasarkan pada takaran kewajibannya:
a. Ilmu fardu ‘ain, yakni ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim, seperti ilmu tsaqofah Islam (pemikiran, ide, dan hukum-hukum Islam/fikih, bahasa Arab, Sirah Nabawaiyah, Alquran, al-Hadis, dan sebagainya.
b. Ilmu fardu kifayah, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh salah satu atau sebagian saja dari umat Islam. Ilmu yang termasuk dalam golongan ini adalah ilmu-ilmu kehidupan yang mencakup ilmu pegetahuan dan teknologi, serta keahlian, misalnya, ilmu kimia, biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dan sebagainya.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan?” (QS. Az-Zumar: 9)
3. Menguasai Ilmu Kehidupan (Sains Teknologi dan Keahlian)
Poin ketiga dari tujuan pendidikan Islam ini sangat diperlukan agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan misi sebagai khalifah Allah dengan baik di muka bumi ini. Islam menetapkan penguasaan ilmu kehidupan sebagai fadu kifayah.
Allah Subhanahu wata’ala berfiman berkaitan dengan dorongan bagi kaum muslim untuk menguasai IPTEK:
…وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ
“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah…” (QS. Al Anfal; 60)
Dalam kitab Al Furusiyah (Ibnul Qoyyim), diriwayatkan bahwasanya Rasulullah suatu ketika melihat dan menunjuk busur-busur panah buatan orang-orang Arab. Beliau bersabda, “Dengan ini, dengan busur-busur, tombak, Allah Swt. mengokohkan kekuasaanmu di dalam negeri dan menolong kalian atas lawan-lawanmu.”
Pada kesempatan yag lain, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernha memerintahkan Asy-Syifa binti Abdullah agar mengajarakan kepada Hafshah Ummul Mukminin tentang menulis dan pengobatan dengan doa dan jampi. Beliau juga pernah menganjurkan kaum muslimah agar mempelajari ilmu tenun, menulis, dan merawat orang sakit (pengobatan). Wallahu a’lam bishawab. []
Sumber: Yusanto, M. Ismail. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bogor, Al Azhar Press.

