Ayah-Bunda berikut lanjutan pembahasan mengenai 12 kesalahan orang tua dalam berkomunikasi terhadap anak.
6. Not Being Present
Tidak hadir jiwanya saat bicara dengan anak. Jika kita ingin pesan kita efektif sampai dan dipahami dengan cepat oleh anak, maka jadilah orangtua yang hadir sepenuhnya dan seutuhnya bersama anak saat kita menyampaikan pesan tersebut.
Jangan disambi dengan pikiran kita melayang-layang ke urusan kantor, masakan yang apakah gosong atau tidak. Hapus itu semua. Hadirlah buat anak saat Anda bicara dengan anak. Ini terkait dengan SOUL yang ingin kita hadirkan dalam interaksi.
7. Ketika diajak bicara oleh anak, orangtua sering menyambi dengan kegiatan tertentu.
Hal yang lebih baik ketika kita diajak anak bicara adalah dengan berhenti dari kegiatan tersebut. Simpan hp, berhenti masak, fokus menghadapi anak. Dengan demikian, kita sedang mengajarkan kepada anak kita untuk HORMAT kepada lawan bicara. Ini bagian dari berlatih atentif dalam komunikasi dengan orang lain. Ini attitude yang mahal.
8. Melarang anak untuk menangis
Padahal, menangis adalah bagian dari penyaluran emosi seseorang dengan merilisnya. Apakah masalah besar jika seseorang menangis? Sebenarnya tidak juga. Semua orang boleh menangis. Mau itu anak laki-laki, ataupun perempuan. Menangis menjadi barometer bahwa hatinya masih ada sensitifitas tingkat tinggi.
“Silakan menangis jika itu membuat hatimu nyaman, nak. Tapi pastikan segera regulasi diri ya.” Itu jauh lebih baik, agar anak kita tidak kaku atau beku hatinya.
9. Membohongi anak agar masalah cepat selesai.
Misalnya anak ketika kita jatuh di bebatuan. Lalu kita melihat kejadian itu. Setelah itu, kita ingin membuat anak tenang, tidak menangis. Kemudian kita berusaha alihkan ke hal lain, “Lihat ada pesawat tuh…?” Padahal tidak ada pesawat. Jika anak jatuh, beri rasa empati terlebih dahulu. “Sakit ya? Kita obati dulu ya. Mama paham, pasti sakit jika kena batu begini,” lalu follow up dengan mengobatinya.
10. Orang tua sering membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya, dengan kondisi orang tua di zaman dulu
Tidak ada orang yang senang dibanding-bandingkan, termasuk anak kecil sekalipun. Selain sudah beda zaman, juga kompleksitas dan tantangan kehidupan juga sangat berbeda jauh dibandingkan zaman dulu. Ketika Anda membandingkan ananda dengan saudara kandung, saudara sepupu, dia akan punya 2 respon.
Jika anak kita kuat mental, dia akan tetap percaya diri. Kalau anak kita lemah mental, dia akan drop dan menjadi minder.
11. Menakuti anak dengan sesuatu yang tidak masuk akal.
“Ayo makan ada polisi. Nanti kamu ditangkap loh kalo ga mau makan..“Kalau gak pulang, nanti kamu disuntik dokter lho…” Itu contoh-contoh pembodohan yang tidak masuk akal, dan anak jadi mengalami distorsi dalam berpikir dan bertindak.
12. Nanya sendiri, jawab sendiri.
Misalnya, “Kamu mau dimasakin sayur apa hari ini? Kangkung atau bayam?” Pas anaknya jawab kangkung, orangtuanya langsung balas, “Ah, kalau kangkung mah bikin ngantuk. Jangan. Sayur bayam aja ya….” Kalau tahu begitu, anak juga ogah menjawab. Kenapa? Karena orangtuanya nanya sendiri, jawab sendiri.
Nah, ayah bunda setelah mengetahui 12 kesalahan komunikasi orangtua terhadap anak tersebut maka kita bisa renungkan lebih dalam, mana poin kesalahan yang paling sering kita lakukan. Sehingga setelah kita tahu dan sadar terhadap kesalahan komunikasi kita selama ini kita bisa segera memperbaikinya.
Harapannya tentu agar kita bisa melahirkan generasi yang hebat, cemerlang dan gemilang untuk masa depan bangsa negara dan agama tentunya.
Wallahu’alam bish Shawab. []