Sudah menjadi suatu kebiasaan adab tidur yang selama kita terapkan di antaranya ialah berwudhu, berdoa sebelum tidur, tidur menghadap ke arah kanan, tidak telungkup, membersihkan tempat tidur sebelumnya, serta mematikan sumber cahaya seperti lampu dan semisalnya.
Namun ternyata, selain daripada itu, masih ada loh adab tidur lainnya yang jarang disadari. Sebagai muslim, hendaknya kita mengenal adab-adab tidur hingga dari tidur kita mendapatkan tak hanya faedah kesehatan namun juga ibadah yang dapat mendatangkan pahala.
Ibnu Umar pernah berkata, “Sesungguhnya, aku mengharapkan sesuatu dari tidurku (pahala) sebagaimana aku mengharapkan pahala dari jagaku (pahala qiyamullail).
BACA JUGA: 3 ALASAN PENTINGNYA IKHLAS BAGI PENUNTUT ILMU
Berikut ini 5 adab tidur agar mendatangkan pahala yang jarang disadari oleh kita, diantaranya:
Adab Tidur agar Mendatangkan Pahala: Pertama, Menghadirkan niat yang benar
Hendaknya kita meniatkan tidur untuk menyegarkan badan dan mengembalikan semangat hingga mampu melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. Dengan begitu, tidurnya menjadi bernilai pahala
Adab Tidur agar Mendatangkan Pahala: Kedua, Tidak Tidur di Tempat yang Terlihat oleh Manusia

Jika kita tidur di tempat terbuka, dikhawatirkan aurat kita akan tersingkap tanpa kita sadari saat kita tidur pulas. Idealnya, kita tidur di tempat yang tertutup. Namun, jika terpaksa tidur di luar misalnya saat berkemah atau karena sebab lain, hendaknya kita berusaha menjaga aurat dengan menutupnya dengan kain.
Adab Tidur agar Mendatangkan Pahala: Ketiga, Tidur dalam Keadaan Bersih dari Penyakit Hati

Seorang muslim hendaknya pergi tidur dengan menghilangkan kedengkian dan hasad dalam hatinya kepada sesama muslim. Ini sebuah adab yang amat baik dan sesungguhnya tidak mudah untuk dilakukan.
Dalam sebuah riwayat oleh Anas bin Malik suatu hari Rasulullah sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Tiba-tiba beliau bersabda, “Sebentar lagi akan dotang seorang laki-laki penghuni surga.”
Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka dengan bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya sementara tangan kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Nabi SAW bersabda lagi, “Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni surga.”
Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya. Keesokannya, Nabi kembali bersabda, “Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga.”
Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya. Setelah itu Rasulullah SAW bangkit dari tempat duduknya. Abdullah bin Amr bin Ash lalu mengikuti lelaki tersebut.
la berkata kepadanya, “Aku sedang punya masalah dengan orangtuaku. Aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama 3 hari. Jika engkau mengizinkan, aku ingin menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.”
Laki-laki itu menjawab, “Silakan!”
Abdullah pun menginap selama tiga hari tiga malam di rumah lelaki itu. Namun, ia tak mendapati amalan istimewa yang dilakukannya. Lelaki tersebut tidak pernah melaksanakan shalat malam (qiyamul lail). Hanya saja setiap kali terjaga dari tidur, ia membaca zikir dan takbir hingga menjelang Subuh, kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, “Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik.”
Lalu, apa yang membuatnya disebut-sebut Rasulullah sebagai penghuni surga?
Setelah menginap tiga malam, akhirnya Abdullah berterus terang kepada lelaki itu, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orangtuaku. Hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis berkata, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni surga.’ Selesai beliau bersabda demikian, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau. Aku penasaran ingin menginap di rumahmu untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang istimewa. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?”
Lelaki Anshar itu menjawab: “Sebagaimana yang engkau lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa. Hanya saja setiap hendak tidur aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.”
Abdullah bin Amr berkata, “Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu. Sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya.”
Adab Tidur agar Mendatangkan Pahala: Keempat, Mengunci Pintu dengan Rapat

Adab ini tampak sepele hingga sering kali luput dari perhatian. Namun sesungguhnya, mengunci pintu sebelum tidur memiliki banyak manfaat. Pertama, sesungguhnya setan tidak dapat masuk ke dalam kamar yang terkunci. Kedua, mengunci pintu akan mencegah masuknya hewan atau serangga yang bisa menyakiti kita saat tidur. Ketiga, mengunci pintu juga akan mencegah masuknya orang-orang yang tidak sepatutnya masuk ke dalam kamar kita untuk alasan tidak baik seperti pencuri. Sering kali kita mendengar, kasus kejahatan seksual yang diawali dari pintu kamar yang sedikit terbuka hingga orang dapat melihat aurat yang tersingkap dari orang yang tidur. Dengan mengunci pintu rapat-rapat, kemungkinan ini dapat dicegah.
BACA JUGA: 5 LANGKAH AGAR ANAK MENJADI BIRRUL WALIDAIN
Adab Tidur agar Mendatangkan Pahala: Kelima, Mencukupkan Tidur Sesuai Kadar yang dibutuhkan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2807123/original/078455500_1557986591-shutterstock_730463476.jpg)
Tidak dianjurkan untuk tidur melebihi kebutuhan sebab hal itu akan membuatnya luput dari banyak kebaikan dunia-akhirat. Tidurlah secukupnya saja untuk kesehatan dan kemaslahatan.
Wallahu a’lam bishawab. []