Mendoakan orang lain (muslim) secara diam-diam atau tanpa sepengetahuannya merupakan bagian dari sunnah hasanah yang telah diamalkan oleh Rasulullah dan juga orang-orang saleh yang mengikuti mereka.
Ikatan kepada sesama muslim selayaknya saudara, sehingga tidak heran akan timbul kebahagiaan saat saudaranya mendapatkan doa-doa terbaiknya. Dan inilah diantara sebab tersebar kasih sayang dan kecintaan di antara kaum muslimin ialah menunjukan kesempurnaan iman mereka.
Sebagaiama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
BACA JUGA: 3 ALASAN PENTINGNYA IKHLAS BAGI PENUNTUT ILMU
Oleh karenanya Allah dan Rasul-Nya memberikan motivasi kepada kaum Muslimin agar senantiasa mendoakan orang lain secara diam-diam, bahkan sampai Allah Swt mengutus malaikat yang khusus untuk bertugas meng-aamiin-kan setiap doa seorang Muslim untuk saudaranya.
Sebagaimana dalam hadis berikut ini:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Di sisi orang yang berdoa itu terdapat malaikat, di mana tiap orang itu mendoakan kemaslahatan untuk saudaranya yang muslim, maka malaikat itu ikut mengatakan ‘aamiin’, memohon semoga doa itu diperkenankan dan untuk engkau yang sepertinya,” (HR Muslim)
Karena doa malaikat itu mustajab, maka mendoakan orang lain secara diam-diam dianggap doa yang mustajab. Sebab potensi dikabulkannya jauh lebih besar dibandingkan dia mendoakan dirinya sendiri.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Doa seorang muslim (untuk kemaslahatan) saudaranya (muslim) yang jauh darinya adalah mustajab,” (HR Muslim)
Kisah orang-orang yang mendoakan secara diam-diam pun diabadikan dalam firman Allah Swt.
وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ آمَنُو
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Hasyr: 10)
Mendoakan orang lain secara diam-diam dilakukan pula oleh Nabi Ibrahim.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
“Wahai Rabb kami, beri ampunilah aku dan kedua ibu bapaku dan semua orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Ibrahim: 41)
Begitupun dengan Nabi Nuh,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Wahai Rabbku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke dalam rumahku dalam keadaan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS. Nuh: 28)
Bbahkan Nabi Muhammad -alaihish shalatu wassalam- dimana beliau diperintahkan dengan ayat:
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
BACA JUGA: INI 4 ADAB SETELAH MAKAN YANG JARANG DIKETAHUI
Jadi tunggu apalagi, mari kita saling mendoakan dalam kebaikan. []
Sumber: Buku Quantum Doa | Karya Dr H Syukriyadi Sambas M.Si